TEOLOGI

Selasa, 19 Mei 2015

PELAYANAN GEREJA BUTUH DANA BUKAN PERSEPULUHAN (MAASER)

 

 


Daftar Isi

 

       I.   Pendahuluan   /1

     II.    Zaman Abraham dan Melkisedek /  14

   III.     Zaman Taurat Musa / 34

   IV.      Zaman Yesus  bersama  Murid-Nya  /  80

     V.     Zaman  Para Rasul  / 124

   VI.      Zaman Gereja Modern  / 136

VII.      Penutup  / 211

        Daftar Pustaka  / 229


 Pengantar

       Buku ini ditulis untuk menjawab banyak pertanyaan dalam diskusi maupun perdebatan mengenai Persembahan persepuluhan (maaser) sejak 2007- 2021. Semula tulisan ini dalam bentuk artikel pendek yang telah diupload sejak tahun 2015 di blogspot, seiring dengan berjalannya waktu, telah dibaca belasan ribu orang, dan makin banyak yang meminta penulis untuk membahas persepuluhan dalam sejarahnya dan dalam gereja, sehingga dilakukan kajian lebih luas, dari sumber penelitian teolog lain dan akan terus  disempurnakan  agar dapat di baca lebih luas, dan memberi kontribusi bagi pengembangan  keilmuan dari beragam sumber, tertutama dari kajian biblika sebagai dasar utama. Bahasan dalam buku ini lebih menekankan pada  teologi persepuluhan bukan pada gerejanya.

      Penulis menyadari bahwa dalam berteologi, beriman dan praksisnya tidak harus semua orang setuju dengan pendapat penulis. Dan semua orang mempunyai kebebasan mimbar akademis dalam bertelogi, berpendapat di muka publik.  Tulisan ini pun masih jauh dari sempurna, dengan ini minimal pembaca dapat melihat secara utuh dan secara kronologis padangan teologis dan historis  dan nilai nilai moral tentang Persembahan Persepuluhan ini, dari perspektif penulis. Penulispun terbuka bila ada yang hendak memberikan tanggapannya untuk saling membangun dan berbagi pengetahuan mengenai topik ini.

    Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat memberikan saran, pendapat yang konstruktif untuk penyempurnaannya.

Kiranya buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya dengan rasa hormat penulis mengucapkan Terima kasih Tuhan memberkati.

 Hormat Penulis


I

Pendahuluan

   Berpikir, berbicara, berdiskusi, dan mempraktikkan persembahan persepuluhan bahasa Ibrani מעשׂר ma‘aser, bahasa Yunani αποδεκατευω apodekatoo (Luk 18:2) dan  δεκατη dekate (Ibr 7:4),  masa kini, penuh dengan kontroversi yang terus meningkat. Kontroversi ini terlihat dalam perselisihan dan perdebatan panjang, di medsos maupun dalam seminar seminar. Disebabkan oleh perbedaan  sudut pandang dalam berteologi, kebutuhan lahiriah  para pelayan  gereja, dan pengalaman religius masing masing individu. Masing masing kubu menggunakan  teks Alkitab, ada yang menggunakan dasar ayat sebelum zamam Musa, ada yang menggunakan aturan zaman Taurat Musa. Ada yang menggunakan tradisi gereja yang membuat aturan sendiri. Sehingga terjadi perbedaan persepsi atas teks,  perbedaan koteks,  dan perbedaan kepentingan komu-nitas.     

     Kontroversi akibat dari tidak paham seluk-beluk Persem-bahan Persepuluhan dalam Alkitab. Kini dari sekitar  45.000 denominasi di dunia, hampir 300 denominasi di Indone-sia   tidak semua  denominasi menerapkan persembahan perse-puluhan ini, sebagai sumber keuangan denominasinya.  Banyak profesor dan seminari (Russell 2007:1) mengatakan pada saat yang sama saling menyelidiki kebenaran penerapan persepuluhan terus berlangsung di seluruh dunia. Jelas sekali bahwa ‘ada kebingungan mengenai masalah ini’ (Van der Merwe 2010:2).[1]  Istilah anti persepuluhan dan pro persepuluhan ini perlu jelas, masalahnya apa? Yang pro mengatakan bila tidak membayar persepuluhan uang maka disebut pencuri, perampok milik Tuhan, lalu yang pro persepuluhan dalam gereja dituding menipu menggunakan ayat persepuluhan Israel yang nota-bene  binatang dan hasil ladang yang  di tanah yang kudus  tidak dapat ditukar dengan uang, untuk dimakan diluar Israel.

      Viola mengatakan,  “Bahwa sebagian besar dari apa yang kita umat Kristiani lakukan di gereja kita tidak berakar pada Perjanjian Baru. Bahkan ada yang lebih keras lagi mengatakan, asal usulnya berasal dari kebudayaan pagan, jauh setelah kematian para rasul. Meski terdengar mengejutkan, Viola membuktikan pendapatnya dengan mendokumentasikan setiap klaim yang dibuatnya.‘Pagan Christianity' adalah buku pertama yang ditulis yang mendokumentasikan keseluruhan kisah praktik gereja modern kita.”[2]

 

Menyadari Kejanggalan

     Sejak tahun 2007 penulis  menyadari ada anomali atau kejanggalan mengenai penerapan persembahan persepuluhan ini dalam gereja. Mengingat ada gereja lain yang tidak menerapkannya. bagi yang menerapkannya namun sangat berbeda dalam Alkitab dengan gereja. Seorang tokoh gereja abad 17 John Wesley pun dikomentari banyak orang dengan pernyataannya “Berikan kepada Tuhan bukan sepersepuluh” hal ini memunculkan banyak tafsir bahwa bahwa Wesley tidak pernah percaya pada persembahan persepuluhan. Ada yang berpendapat bahwa mungkin dia berkata: 'Berikan kepada Tuhan bukan sepersepuluh, bukan sepertiga, bukan setengahnya, tapi semua milik Tuhan (baik lebih atau kurang)…' (Chervonenko 2017:65). Pemahaman yang diasum-sikan bahwa Wesley selalu mengacu pada 'seorang Yahudi yang baik' hanya dengan mengacu pada 'memberikan sepersepuluh dari semua yang Anda miliki' (Dang. of riches, II, 8; Boddie 2005:9) memperjelas bahwa Wesley mungkin mempercayai hal itu. Terutama untuk orang-orang Yahudi.[3] Pendeta Stephen Tong dalam videonya menuding pendeta lain, yang  menikmati persepuluhan untuk memperkaya diri disebut  setan setan yang lebih tamak dari orang dunia. [4] banyak teolog sibuk berdebat. Saling menyesatkan satu dengan yang lainnya.

    Ada anomali. Contoh konkrit, bahwa Allah mengikat perjanjian dengan Israel dalam kerangka rencana penyelamatan dunia, bahwa nanti akan ada korban yang sempurna. Lalu sementara Ia menyuruh orang Israel membawa berbagai macam korban, misalnya kambing korban, lembu jantan, menyerahkannya kepada imam Lewi untuk disembelih, dibakar di atas mezbah atau direbus, sebagai persembahan kepada Tuhan dan untuk perjamuan bersama, darahnya di percik di tutup pendamaian di Ruang Maha suci. Lalu upacara simbolik itu sudah dipenuhi/ digenapi oleh Yesus, korban simbolik itu sudah menjadi kenyataan. Kemudian Tuhan membuat perjanjian yang baru, bahwa orang Kristen di dunia, orang Kristen Indonesia, di suruh mengingat pengorbanan Yesus dengan sakramen perjamuan makan roti dan minum anggur. Tetapi orang Kristen Indonesia mengubah perintah Tuhan  itu, menukar perintah itu dengan uang masuk gereja, masuk kantong, tentu ini salah besar. Inilah kesalahan teologis  yang dialami banyak orang. Masih banyak yang tidak sadar, tidak paham juga meskipun diberi tau yang benar.  Kenyataannya khusus korban ritual yang berasal dari maaser  dan teruwmah dari maaser ini tidak pernah ditukar menjadi uang lalu dibakar atau direbus dalam upacara korban di Israel.  Maaser dan teruwmah dari maaser ini hanya salah satu dari belasan bentuk korban persembahan. Banyak orang hanya melihat persembahan persepuluhan ini sebatas makanan biasa untuk imam imam lalu diidentikkan dengan pendeta.

      Untuk memahami persepuluhan dalam satu Alkitab dua perjanjian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan dalam praktik gereja post modern ini perlu kajian  secara luas, dalam, kritis, logis, dan komprehensif dari berbagai aspek misalnya dalam konteks historis, teologis, ritual, sosial, dan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Bukan sekedar arti teks, tetapi memperhatikan konteksnya secara luas dan relevansi penerapan dalam komunitas gereja. Mengkaji bagaimana pengalaman iman  dari  tindakan Abraham zaman pra Taurat, sampai tindakan suku suku orang  Israel sepanjang zaman Taurat Musa dalam keimamatan Harun; Selanjutnya pada zaman Ezra dan Nehemia, sampai masa  pembuangan bangsa Israel, zaman Maleakhi; Masa antara Maleakhi sampai  Yohanes pembaptis, dan puncaknya pada zaman Tuhan Yesus.

  Bagaimana sikap para rasul dan jemaat gereja mula-mula terhadap persembahan persepuluhan ini. Lalu memikirkan hubungannya dan relevansinya dengan penerapan dalam gereja masa kini. Dengan demikian, maka kita akan mengetahui dengan jelas perbedaan yang hakiki, nilai-nilai kebenaran penerapan persepuluhan  dalam Alkitab dengan persepuluhan dalam gereja masa  kini. Ada prinsip utama bahwa gereja butuh uang untuk operasional misinya, tetapi gereja tidak boleh memanipulasi doktrin Alkitab untuk mendapatkan  uang.

     Persembahan persepuluhan dalam konteks ibadat agama Yahudi dan Kristen, tidak bisa dipahami dari hanya comot sepotong ayat menjadi pegangan; Karena tidak semudah membalik lembaran halaman Alkitab tanpa membaca dan memahaminya terlebih dahulu secara keseluruhan. Tak dapat disangkal bahwa dalam konteks penyembahan dan tata cara ibadat agama Yahudi, di dalamnya terkandung makna yang dalam, terkait ritual yang sakral, nilai moral yang tinggi, dan dalam kasih, kebenaran dan keadilan sosial.

        Ibadat orang Yahudi memiliki kaitan erat dengan ibadat orang Kristen, meskipun agama Yahudi bukan agama Kristen. Namun agama Yahudi memiliki pengharapan yang sama kepada Allah yang sama, Mesias yang sama dan Alkitab yang sama. Walaupun ketika Mesias itu datang dari keturunan Daud, tidak dikenal oleh orang Israel.  

    Sejarah Persembahan persepuluhan ini perlu dilihat dari periode pra taurat atau zaman sebelum Musa, pada zaman ini belum ada kitab suci tertulis yang mengatur persembahan Abraham, Ishak dan Yakub. Seperti zaman taurat Musa yang diatur dalam (ceremonial law) hukum ritual/ ibadah, (civil law) hukum sipil, dan (moral law) hukum moral - etika yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel dalam sistem pemerintahan teokrasinya.

      Zaman transisi taurat dengan kelahiran gereja. Zaman transisi ini berkaitan dengan zaman Maleakhi dan zaman Yesus melayani di Israel sebelum kematian, kebangkitan, kenaikan ke Surga dan turunnya Roh Kudus melahirkan gereja, dan zaman Gereja beroperasi di dunia. Allah berkerja berdasarkan perjanjian-perjanjian sesuai kedaulatan-Nya sendiri. Ada dua perjanjian yang berbeda dalam Perjanjian Lama dan Baru dalam satu Alkitab.  Berakhirnya PL dengan ucapan Yesus  DI SALIB SUDAH SELESAI  mengandung makna yang sangat penting.

   Alkitab menunjukkan bahwa dalam konteks penyembahan kepada Tuhan, dinyatakan melalui kehidupan keimamatan yang fana menuju yang abadi. Ada sejarah yang panjang, makna teologis yang dalam, pengalaman spritualitas yang khusus. Dalam konteks kehidupan orang Israel dengan sistem teokrasi yang menyatukan antara pelayanan imam, nabi, dan raja bersentral pada Bait Suci di Yerusalem, memiliki fokus pada kedatangan Mesias sang Raja penyelamat dunia. Ada rahasia besar sekali yang tersembunyi dari abad ke abad, telah tersingkap, berkaitan dengan relasi antara sorga dan bumi, antara Allah dengan manusia melalui sentral berita Alkitab yaitu Tuhan Yesus Kristus.

   Allah bertemu dengan manusia pertama Adam di Taman Eden, mulai dari Eden manusia berkomunikasi dengan Allah, kemudian anak cucu Adam yang telah jatuh kedalam dosa mendekati Allah dengan memberi persembahan korban dan dari bentuk makanan. Seterusnya dalam sejarah penebusan dari Kejadian sampai Wahyu bersentral pada Tuhan yang berelasi dengan manusia, selalu memandang kepada  korban Kristus.

    Zaman Henokh, Nuh, Melkisedek imam Allah yang maha tinggi, Abraham, Ishak, Yakub dengan mezbah yang mereka dirikan untuk pemujaan kepada Allah. Bangsa Israel melalui kepemimpinan Musa mendekati Allah di  tabernakel dengan mezbah dan korban korban persembahan. Dengan tabut perjanjian Allah, Allah  menyatakan diri dalam tiang awan dan tiang api. Menandakan kehadiran Allah bersama bangsa Israel berpusat pada tabut perjanjian.

     Salomo dengan Bait Suci yang dibangunnya, pelayanan terkoordinir dengan sistematis, dan pelayanan imam besar dari keturunan Harun, menjadi sangat penting untuk menjaga pemujaan kepada Allah nenek moyang Israel, terus dilaksanakan agar tidak tercemar dengan pemujaan terhadap ilah asing.   

     Sampai pada zaman Tuhan Yesus, Ia mengenapi semua nubuat tentang sang Mesias Anak Allah yang Maha Tinggi, Dialah Wujud Allah dalam rupa manusia yang selama berabad abad rahasia ini tersembunyi. Yesuslah yang memancarkan kemuliaan Allah, sebagai gambar dan wujud Allah. Dengan kehadiran Yesus di dunia, maka pusat penyembahan beralih dari tabut perjanjian kepada diri Yesus Kristus sendiri, sebagai pembuka rahasia untuk mengenal Allah trinitas. Semua pelayanan keimamatan telah berubah dari benda benda, dan makanan persembahan di Bait suci kepada pribadi Yesus Kristus, dimana Yesus sendiri mengatakan Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Yoh 14:6. Akulah roti hidup Yoh 6:48, barang siapa memakan Aku ia akan hidup. Yoh 6:57.

      Sejujurnya dari perspektif teologis, persepuluhan perintah Alkitab hanya ditujukan kepada bangsa Israel dan agama Yahudi. Hanya berlaku sampai pada kematian dan kebangkitan Yesus. Perintah itu  bukan kepada Gereja Perjanjian Baru, dan bukan bagi bangsa bangsa lain; agama Yahudi tidak identik dengan agama Kristen. Walau memiliki kesinambungan sejarah penyataan Allah kepada manusia melalui Bangsa Israel. Persembahan Persepuluhan yang dipraktikan gereja saat ini juga bukanlah Persembahan persepuluhan yang diperintahkan Alkitab, hanya persembahan persepuluhan yang dimodivikasi sendiri masing-masing denominasi lalu mencomot ayat sendiri, untuk meyakinkan orang lain, meneguhkannya, supaya tampak memiliki dasar yang kokoh. Perbedaan ini juga tampak karena adanya  perbedaan antara ajaran Alkitab yang khusus tentang pelayanan imamat Harun dari suku Lewi bagi bangsa Israel, dengan praktik dalam gereja; ada pemaksaan sistem pemerataan ekonomi 12 suku bangsa Israel ke dalam ekonomi gereja modern yang tidak diterapkan pra rasul Perjanjian Baru.

     Pemaksaan sistem ibadat dalam keimamatan Harun, yang disahkan melalui perjanjian Garam untuk selama-lamanya khusus dengan Bangsa Israel, lalu disabotase dan diubah bentuknya masuk ke dalam gereja. Ini masalah teologis serius. (Bil 18:19) Dan akibat dari adanya perubahan keimamatan Harun dalam Perjanjian Lama, dengan keimamatan berdasarkan peraturan Melkisedek yaitu Imam besar agung kekal Yesus Kristus di Perjanjian Baru. Sehingga Gereja berada dalam sistem keimamatan yang baru, yang  dipimpin oleh Tuhan Yesus  sang Mesias  (Imam, Nabi dan Raja)  dari suku Yehuda.  Dimana Ia telah bertakhta di ruang Maha Suci di Surga. Ia tidak menghendaki lagi korban korban persembahan menurut cara cara   yang diatur  dalam  hukum Taurat (Ibr 7-10)

     Cara pandang manusia untuk  memahami  cara mendekati Allah dalam Perjanjian Lama, dan cara mendekati Allah dalam Perjanjian Baru sudah  berubah. Dan tidak boleh mundur jauh ke belakang lagi.  Karena keimamatan Harun manusia fana  telah diganti yang baru oleh keimamatan  Yesus Kristus yang abadi. Peraturan yang sementara, telah  diganti dengan peraturan yang kekal. Ibr 7,8. Yang simbolik telah diganti yang  substansial. Yang bayangan telah diganti yang nyata. Yang fisik diganti yang non fisik. Yang lahiriah diganti yang rohaniah. Yang tidak sempurna telah diganti imamat yang sempurna. Cara ibadah dalam PB (lihat Kisah Para Rasul  2, 1 Korintus 12-14.   Kol  2:16-17)

     Imamat keturunan  Harun makan Persembahan Persepuluhan dari berbagai macam korban yang berupa makanan, Tuhan Yesus kepala Gereja Imam besar Agung kekal  bukan makan Persembahan Persepuluhan dari segala macam bentuk korban dan persembahan  di rumah perbendaharaan Bait Allah, tetapi Yesus sendiri telah menjadi korban itu sendiri, pengorbanan-Nya 100% bukan 10% nyawa-Nya. Makanan Yesus yang sesungguhnya  yaitu melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, yaitu mati di salib mengenapi nubuat PL tentang Mesias  Anak Allah Yang Maha Tinggi.  Yoh 4:34.

    Ada persoalan besar kalau memodivikasi persembahan persepuluhan Alkitab dengan  buatan sendiri lalu ditempel ayat Alkitab, untuk menghubungkan dua tujuan dan fungsi  yang berbeda.  Ini  indikasi ambigunya output yang dihasilkan pembuat aturan gereja (dogma sinode gereja), beda dalam pikiran dan dalam hati nurani. Tak dapat disangkal operasional misi gereja membutuhkan logistik/biaya bukan membutuhkan persembahan persepuluhan modivikasi dari Taurat. Operasional misi gereja di dunia membutuh logistik. Untuk meluruskan hal ini perlu dilakukan re-interpretasi yang lebih akurat dan kejernihan nurani  agar lebih  memahami kehendak Allah.   Pemimpin gereja tidak boleh menambah perjanjian  yang sudah ditetapkan Allah dalam Taurat dan dalam Perjanjian Baru oleh Yesus.

    Umat Perjanjian Baru mengalami delema, tidak boleh pelit berkontribusi dalam  membiayai misi Gereja. Juga tidak boleh berbohong dengan menggunakan ayat demi mendapatkan uang.  Meskipun memberi 100% harta kita jika hidupnya tidak benar  di hadapan Tuhan, maka sia-sia  pemberian hartanya itu. Karena Tuhan tidak membutuhkannya. Yang dibutuhkan adalah persembahan hidup yang kudus, sebagai orang yang telah ditebus Yesus Kristus. Persembahan hidup bukan untuk disembelih seperti kambing di atas mezbah secara lahiriah. Hidup lebih penting dari harta. Berbagi uang dan harta untuk  mendukung operasional misi gereja  menjadikan semua bangsa murid Kristus adalah hal yang wajar  dan perbuatan baik, bukan dengan paksaan dan teror, tetapi dengan kesadaran dan kerelaan hati dalam damai dan sukacita. Kualitas pemberian itu diukur oleh Tuhan sendiri, bukan oleh manusia.  Kalau hidup benar dan mengasihi,  tidak menjadi manusia pelit dalam berderma. Jika pendeta hidup kudus, memahami Firman Tuhan tidak berani berbohong  menggunakan ayat dan nama Tuhan,   karena mengingini milik sesama untuk mendapatkan uang. 

       

Banyak Pertanyaan Kontroversi

    Kontroversi soal Persembahan Persepuluhan ini juga bermula dari banyaknya pertanyaan yang diperdebatkan:

1.    Apakah persembahan persepuluhan gereja itu gaji untuk pendeta atau bukan? ada yang             mengatakan sebagai gaji, ada yang mengatakan sebagai pajak agama Kristen.

2. Apakah persepuluhan gereja itu dogma sinode? Ada yang mengakui persembahan   persepuluhan gereja itu dogma sinode (organisasi gereja), ada yang mengatakan persem-   bahan persepuluhan bukan dogma, melainkan perintah Alkitab langsung kepada Gereja   Tuhan, sebagai doktrin yang tetap tidak berubah, sudah berlaku berabad abad. Mereka   marah besar bila disebut dogma gereja.       

3.  Ada pendeta menolak persepuluhan sebagai gaji atau upah bagi mereka, karena tidak mau   disebut pendeta upahan. Jika demikian mengapa mengubah Persembahan Persepuluhan,   yang diberi hak kepada kaum Lewi sebagai upah atau pusaka bagi  para imam, menjadi   uang masuk gereja?  mengapa tidak mengikuti seperti apa yang tertulis dlam Alkitab? 

4.  Mengapa persembahan persepuluhan gereja itu didasar-kan  pada Maleakhi 3:7-10, yang   nota-bene Persembahan Persepuluhan sebagai warisan dan upah kerja. Juga sebagai   makanan dari ternak dan ladang yang digunakan untuk korban ritual, persembahan     khusus, persembahan kudus dan maha kudus, dan  korban unjukan, sajian, ukupan, di         bait   Suci oleh para imam. Sebagai makanan yang sakral?.

5.  Jika Persembahan Persepuluhan untuk imamat Harun, mengapa dimakan oleh pendeta?   apakah dimakan sebagai gaji atau upah atau sebagai korban ritual imamat perjanjian     baru,   dengan versi baru?

6. Sejak kapan imamat Harun dan persembahan persepulu-hannya diwariskan kepada   Gereja? Mengingat imamat Harun, saat memangku jabatan Imam, mereka dilantik oleh   Tuhan melalui Musa dalam upacara yang sakral. 

7.  Sejak kapan Bait Suci Israel berubah menjadi gedung gereja? Sejak kapan suku Lewi   berubah menjadi suku suku dalam gereja di Indonesia, lalu siapa kaum pemberi                 persepuluhan kepada Lewi Indonesia?  dan Siapa yang jadi imam besar Harunnya?

8. Jika persembahan perespuluhan perintah Tuhan kepada gereja, mengapa ditambah dan dikurangi, dimodivikasi oleh Gereja? Sejak kapan Tuhan perintahkan mengubah persem-bahan persepuluhan Maleakhi, dan makan dari persembahan persepuluhan itu menjadi uang kepada Gereja, yang tidak dipraktikan oleh Para Rasul? dan sejak kapan rasul, nabi, penginjil, gembala, pegajar, menggantikan kedudukan imam Besar Harun?

9. Mengapa imamat Harun ditonjolkan, pada hal imamat manusia fana ini sudah diganti imamat baru Yesus Kristus, yang bukan makan persembahan persepuluhan atau makan korban persembahan?. Melainkan Ia Imam Besar yang kekal mempersembahkan tubuh dan darah-Nya sendiri menjadi Korban 1 kali untuk selama-lamanya?.

10.Relevankah Persembahan persepuluhan Israel dalam sistem pemerintahan teokrasi yang menyatukan pelayanan Imam, Nabi dan Raja ini diganti menjadi uang ke dalam pelayanan sosial gereja?, yang menjadi kewajiban bangsa Israel melaksanakannya, apakah menjadi kewajiban orang Kristen pula? melakukan penyatuan sistem pemerintahan teokrasi ala Israel dalam pelayanan Imam, Nabi dan Raja yang dipimpin dari dalam gereja Tuhan?

11.Bukankah segala korban di atas mezbah simbol dari tubuh dan darah Yesus di salib, Dapatkah perintah Yesus untuk memperingati kematian dan kebangkitannya dengan perjam-uan Tuhan makan roti dan minum anggur perjamuan diganti dengan bentuk uang dalam melaksanakan sakramen gereja? untuk makan dan minum di dalam pelayanan pastoral? sedangkan para Rasul Perjajian Baru tidak melakukannya

12.Dalam sepanjang sejarah gereja, telah banyak pro dan kontra tentang persembahan persepuluhan versi gereja.  yang kontra  dicap sebagai anti persepuluhan Taurat. Dan yang pro persepuluhan versi denominasi gereja merasa sebagai yang benar menerapkan persepuluhan perintah Tuhan di dalam gereja.  Akibatnya terjadi kegaduhan panjang.

     Dengan banyaknya masalah di atas,  baiklah masing-masing pembaca mencari jawabannya. dalam kajian penulisa, melihat  banyak kejanggalan dalam penerapan teologi Persepuluhan ini, sehinggga tertarik membukukannya. Tetapi banyak juga yang kurang senang terhadap temuan ini. Di sisi lain banyak yang berterimakasih, karena hal ini menjadi terbuka untuk dicari terus kebenarannya  secara paripurna.

     Dalam banyak diskusi sejak tahun  2007 hingga 2021 ini ditulis,  penulis  menemukan  banyak orang yang telah sadar bahwa mencampur-adukkan dua peraturan yang lama dengan yang baru tentang persembahan persepuluhan ini menimbulkan kekacauan berteologi, keyakinan dan praktiknya. Mengingat  yang abadi tidak bisa lagi diganti dengan yang fana; atau imamat dengan peraturan Melkisedek yang sempurna melalui Yesus Kristus tidak bisa lagi diganti dengan peraturan Imamat Harun yang fana. Dan  faktanya di zaman gereja modern ini  hanya digunakan oleh gereja tententu saja.

        Dalam usaha menyikapi pergumulan di masa depan tentang  masalah  teologis ini, yang dapat berkembang menjadi bertambah gaduh  tentang Persembahan Persepuluhan gereja.  Sebab ada banyak yang tidak dapat membedakan antara Persembahan Persepuluhan dengan derma/ sedekah/ amal/donasi, persembahan sukarela, persembahan  khusus, persembahan kudus, persembahan maha kudus dalam Perjanjian Lama, bahwa  dalam  Perjanjian Baru telah mengalami peningkatan makna. Serta banyak yang tidak memahami bahwa Persembahan persepuluhan ini adalah persembahan yang mengandung  perjanjian khusus pula dengan bangsa Israel sampai pada penggenapannya di dalam Yesus Kristus.

The study of theological systems, and their arguments for the continuation of tithing, should  demonstrate that tithing is generally inconsistent with the new covenant.

(studi tentang sistem teologis, dan argumen mereka untuk melestarikan  persepuluhan, harus dilakukan menunjukkan bahwa persepuluhan pada umumnya tidak sejalan dengan perjanjian baru).[5]

       Peranan pimpinan lembaga gereja sangat penting  menjaga kelestarian pengajaran sehat dan penerapannya, bila kurang respon terhadap perkembangan teologi mengenai Persembahan Persepuluhan ini, maka terus akan  mengalami kegaduhan secara  internal.  Meskipun banyak pemimpin yang sudah tau masalah teologis penerapan Persembahan Persepuluhan ini keliru, namun banyak  dilema,  tidak tegas mengajarkan yang benar kepada jemaat. Jemaat pun bingung tentang hal ini.

     Topik   ini  ditulis  sebagai jawaban pribadi  penulis terhadap pimpinan denominasi dan rekan-rekan pendeta, para teolog, dan saudara-saudara seiman yang meminta pendapat penulis. Sehingga penulis berusaha membahasnya secara kronologis dari pengalaman Abraham sampai gereja masa kini secara umum. Dengan memadukan aspek historis, teologis, sosial, moral dan pengalaman gereja dalam penerapan persembahan persepu-luhan, sejauh yang dapat penulis pahami.

    Tujuan penulis untuk menengahi dan memberikan informasi tambahan dari sudut pandang yang berbeda terhadap perselisihan yang sudah terjadi berbad-abad, sekaligus  mem-buat  suatu pernyataan  tegas  secara pribadi, bukan atas nama institusi atau kelompok manapun. “Bahwa gereja seungguhnya membutuhkan dukungan sumberdaya, logistik, keuangan, dari jemaaat, bukan membutuhkan maaser dan teruwmah dari maaser, yang berasal dari persembahan kudus di atas mezbah Perjanjian Lama.

    Dalam berbagai bidang pelayanan misi gereja  di dunia ini sangat membutuhkan biaya, oleh karena itu kegaduhan masalah persepuluhan ini, yang membuat jemaaat maupun hamba Tuhan menjadi ragu ragu dalam memberi.  Permasalahan ini  sangat penting  ditemukan  solusinya yaitu dari dasar teologis  yang tepat, agar dapat dilaksanakan dengan efektif  untuk memenuhi  semua kebutuhan  yang terkait dengan pelaksanaan  misi gereja.



Dogmatika gereja   

Ada banyak orang memandang rendah dogmatika, dan sebaliknya ada orang yang mempertuhankan dogma gereja, bahkan menyamakan otoritasnya dengan Alkitab itu sendiri. sehingga tidak dapat berubah lagi. Bagaimana seharusnya kita memandang?

Istilah “Dogmatika” berasal dari kata Yunani “dogma” dogmatika adalah bagian dari ilmu teologia yang berkaitan dengan isi pengakuan iman masing masing denominasi gereja. Awalnya muncul di lapangan filsafat dianggap sebagai pandangan atau ajaran. Berkembang menjadi dogma atau keputusan oleh perseorangan maupun lembaga melalui suatu kesepakatan suatu komunitas melalui persidangan. Keputusan itu diumumkan sehingga dogma menjadi peraturan , perintah yang wajib dilakukan oleh komunitas itu. sebagai kata kerjanya “dogmatizo” artinya merumuskan suatu pendapat atau dalil ajaran mengumumkan suatu keputusan atau perintah.

Selanjutknya orang Yahudi yang berbahasa Yunani menggunakan kata dogma ini dalam lapangan keagamaan. Tentang aturan-aturan, hukum-hukum, sebagaimana dalam Perjanjian Lama. (Hukum Taurat)

Dari kata dogma ini digunakan juga oleh rasul Paulus. (Kolose 2:14, 20; Ef 2:15) dalam Perjanjian Baru “kata dogma” dipergunakan dalam arti ‘hukum hukum, perintah perintah atau peraturan peraturan dari pihak pemerintah (Luk 2:1; Kis 17:7; Ibr 11:23)

Dikalangan Jemaat mula mula kata ‘dogma” mendapat arti istimewa (Kis 16:4) mengunakan kata ‘dogmata” ditetapkan oleh pimpinan jemaat Kristen di Yerusalem. Kemudian muncul istilah ‘dogmata Yesus” atau ‘dogmata Injil”. Artinya berita tentang Yesus Kristus. Kemudian hari muncul pula ungkapan ‘ dogmata gereja”      

Dengan demikian arti kata dogma lama-kelamaaan menjadi arti yang digunakan sekarang. Sebagai suatu dalil ajaran, rumusan mengenai suatu kebenaran keagamaan yang disusun menjadi rumusan kepercayaan atau iman dari komunitas Kristen.

Dari istilah ini lahirlah pula istilah "dogmatis” sebagai kata sifatnya.

Jadi dogmatika tidak seta merta sebagai barang import, tetapi menuntut setiap zaman dan komunitas melakukan kajian kritis, akademis terus menerus mengenai konsep imannya. Gereja itu sendiri bertumbuh dengan berkembangnya sejarah dogmatika dari zaman ke zaman.

Gerak dogmatika bersifat dinamis dan progresif. Dari gereja lokal sampai gereja sedunia. Gereja sejati tidak terlepas dari perkembangan dogmatikanya. Semakin banyak sekolah Tinggi teologia semakin berkembang pula konsep konsep dogmatika gereja Kristen, berkembang konsep konsep teologis. Dogmatika yang dikebiri akan merugikan dinamika gereja tersebut. Gereja itu akan mandul dalam menghasilkan teologi yang sehat dan praksisnya. Sejarah gereja berkembang dari masa ke masa bukan hanya jumlah orang percaya, juga berkembang dalam pemahaman tentang berbagai bagian dari teologi Alkitab.

      Kekuatan suatu denominasi terletak pada kokoh dogmatikanya. Sebagai sistem yang kokoh, logis, dan utuh. Itu sebabnya gereja yang memiliki doktrin yang lengkap dan benar adalah gereja yang kuat dan bertumbuh terus dalam bermisi dan pemeliharaan Allah.

Pergumulan gereja masa kini bagaimana menggunakan hati yang disucikan, dan otak yang sehat mengelola konsep kebenaran. Tangan yang termpil melakukannya. Fakta sejarah dapat dilihat dari paham orthodoxi, melawan teologi liberal, muncul pietisme, metodeisme, dan teologia masa pencerahan. Dan neo liberal, Muncul terus teologi modern dengan kebebasan invididu mempelajari Alkitab dengan berbagai motif dan metode yang dipandang relevan bagi setiap individu. Sehingga sepanjang masa gereja berhadapan dengan pergumulan dan perkembangan dokmatika. Sebab dogmatika berkaitan erat dengan pemberitaaan gereja. Dogmatika yang lemah beritanya lemah. Dogmatikanya kuat beritanya kuat. dapat dikatakan sejarah gereja seiring dengan sejarah dogmatika dan sejarah pekabaran Injil.

        Tiap hari minggu kebaktian Pendeta membuka Alkitab, membaca Alkitab jemaat berkumpul memegang Alkitab hendak mendengar apa yang dikatakan Tuhan melalui Alkitab, masa kini, di tempat masing masing daerah dengan Alkitab yang ditulis ribuan tahun lalu. Pendeta dihadapan jemaaat juga manusia yang bukan maha tau, ia terbatas memahami Alkitab Oleh karena itu denominasi memerlukan dogmatika memagari ajaran pendeta supaya tidak menyimpang jauh dari maksud Alkitab. Meskipun demikian dogmatika belum menjamin 100% benar, karena dogmatika dalam gereja masing masing dirumuskan oleh pemimpin gereja. Sesungguhnya hanya Roh Kudus Roh penginspirasi Firman itulah yang mampu menerangi hati dan pikiran jemaat memahami pesan Tuhan dalam ayat ayat Firman Allah. Tetapi Roh Kudus juga memakai orang orang yang mau serius mempelajari Firman Allah dengan usaha yang kritis dengan pendekatan akademis, menggunakan semua potensi dalam dirinya menyelidiki apa yang diberitakan dan apa yang harus diberitakan oleh gereja kepada dunia.      

Dogmatika bukan sekedar ilmu isi otak, lalau beranggapan menguasai dogmatika, melinkan orang yang terus menerus belajar dengan pertanyaaan apakah yang sudah diajarkannya sudah benar atau masih belum sempurna. Jadi dogmatika ini adalah penyelidikan terus menerus mengenai diri sendiri dan ajarannya kepada orang lain. Apa yang diberiakan gereja sudah memberitakan yang seharusnya atau tidak? Dogmatika memang usaha manusia menyelidiki kebenaran dari Allah. Karena itu menghadapi bahaya terus menerus karena tiap manusia dapat keliru, bukan mahatau. Karena itu ukuran kebenaran itu adalah Alkitab itu sendiri. Dari Allah kepada penulis Alkitab, penulis Alkitab mengajarkannya, dan gereja meneruskannya dari zaman ke zaman. Inti kebenaran itu diri Yesus Kristus. Bukan kebenaran yang abstrak. Bukan melalui perenungan semata, tetapi kebenaran yang menjadi daging, dan bernama Yesus. Alkitablah yang mengatakan kepada kita bahwa Yesus itu ada, Yesus hakikat kebenaran itu. Dan berkarya bagi keselamatan dunia. Dengan demikian kita membutuhkan Alkitab untuk memahami dan pengalaman dalam persekutuan hidup dengan Yesus Kristus dan Allah trinitas pemilik Alkitab dan gereja. Gereja membutuhkan dogma, gereja terus mengkaji dogma yang berlaku di dalamnya dasarnya dari Alkitab. Alkitab tidak berubah, dogmatika dapat berubah siring dengan dinamika gerja itu. Pemimpin gereja membuat dogma, tetapi Roh Kudus menginspirasikan Firman kepada penulis Alkitab. Kebenaran Alkitab tak habis habisnya digali. dogatika bisa kadaluarsa dan diperbaharui. gereja tidak mempertuhankan dogmanya, tetapi bertuhan pada pemilik Firman tertulis. Dan bertuhan pada Firman Hidup Yesus Kristus.[1]   



         [1] (Dr. GC. Van Neftrik. Dr. B.J.Boland, ‘Dogmatika Masa Kini. Jakarta. BPK. 2008. Hal 11-20’.

[1]‘Https://Www.Researchgate.Net/Publication/350468030_Deontology_of_New_Testament_tithing_An_analysis’.

[2] Frank A. Viola, ‘No Titlehttps://Www.Amazon.Com/Pagan-Christianity-Origins-Modern-Practices/Dp/0966665732’.

[3]‘See Harshman (1905:79). Wesley’s Idea of Thing May Have Been Misunderstood and Misinterpreted over the Years. Wesley’s Popular Phrase “Render unto God Not a Tenth” May Have Informed That Wesley Never Believed In’.

[4] Stephen Tong, Https://Www.Youtube.Com/ Watch?V =67AeYuQFW4E.

         [5] David A. Croteau, ‘A Biblical And Theological Analysis Of Tithing: Toward A Theology Of Giving In The New Covenant Era’.


Bab 2,3,4,5,6 lihat dalam buku.





VII

PENUTUP

 

Gereja Butuh Biaya Tidak Butuh Persepuluhan

   Gereja dalam menjalankan misinya membutuhkan uang, namun  tidak membutuhkan persembahan persepuluhan (maaser) dalam Alkitab. Jemaat yang hidup benar, rela  memberi  untuk  kebutuhan logistik bagi pelaksanaan misi gereja. Pendeta dan sinode yang memahami sejarah, dan teologi persembahan persepuluhan dengan benar, tidak akan melakukan kebohongan menggunakan ayat persembahan persepuluhan Alkitab demi nama Tuhan, untuk mendapatkan uang.  Sikap kikir dalam memberi dan berbohong menggunakan ayat dan nama Tuhan,  sama  sama tidak berkenan di hadapan Tuhan.

   Dalam kehidupan ibadah Perjanjian Lama berdasarkan ketetapan Allah, bahwa di atas mezbah, membutuhkan korban ritual yang kudus, yang dapat dimakan dihadapan Tuhan bersama pembawa korban dengan para imam yang melayani. Dalam Perjanjian Baru di atas mezbah rohani, korban persembahan hidup dan yang kudus bukan persembahan binatang dan hasil ladang. Tetapi wujudnya berubah dengan ritual makan dan minum dalam perjamuan Tuhan. Roti dan anggur, melambangkan tubuh dan darah Yesus. Ini sebagai ketetapan Yesus Kristus dalam  upacara yang sakral. Untuk memperingati kematian, kebangkitan-Nya dan komitmen menantikan kedatangan-Nya kembali. Sebagai perjanjian kekal dengan pengikut Kristus.

      Pada persembahan persepuluhan menjadi peraturan dalam hukum Taurat   secara sah.  Dan semua orang Israel wajib patuh pada ketetapan itu.  Sampai pada perjanjian Baru  yang berpusat pada Yesus Kristus.  Kematian Yesus di Salib  menggenapi seluruh ketentuan Hukum Taurat menyangkut aturan seremonial di Bait Allah itu, detik detik Yesus  akan mati di salib berkata  ‘Sudah Selesai’ artinya Yesus megenapi semua  korban dan pelayanan imamat Lewi

      Gereja Tuhan sejati sepanjang abad pertama,  sama sekali tidak menerapkan persembahan persepuluhan maaser Torah. Tuhan Yesus kepala gereja, dari suku Yehuda tidak makan persepuluhan, dan tidak membawa persembahan persepuluhan,  karena Ia kategori miskin. Biasanya dalam zaman sebelum pembuangan ke Babel, yang kategori  miskin bisa bergabung dengan keluarga yang mampu  makan bersama maaser sheni, pada tahun ketiga biasanya maaser sheni disatukan dengan maaser ani

   Para Rasul dalam gereja perdana, tidak ada seorangpun yang mempersembahkan persepuluhan. Dan tidak makan dari persepuluhan  menurut ajaran Perjanjian Lama. Tidak ada misi gereja perdana yang digerakkan melalui  persembahan persepuluhan. Karena mereka tau bahwa persembahan persepuluhan hanya berlaku dalam sistem teokrasi agama Yahudi, yang menyatukan pelayanan imam, nabi dan raja berdasarkan  pada hukum Taurat Musa. Hanya untuk keperluan ritual di atas mezbah. Yang dilayani imam imam yang dikhususkan untuk itu. Bahkan bait Allah di Yerusalem  tidak dibangun dan tidak direnovasi mengunakan persembahan persepuluhan. Melainkan mereka menggunakan persembahan khusus atau truwmah dari  yang bukan persepuluhan.

      Persembahan persepuluhan (maaser) dalam Alkitab  dikenal, dimulai dari zaman Abraham memberikan sepersepuluhan dari rampasan perang sebagai upeti, kepada Melkisedek, yang dikenal sebagai imam Allah yang Maha Tinggi dan raja kebenaran. Itu bukan persembahan kudus seperti diatur dalam Taurat Musa. Peristiwa itu sekitar 2000 tahun SM. Jauh sebelum diatur dalam Taurat Musa yang ditulis sekitar 1500 SM, sehinggga bukan menjadi kewajiban menurut hukum Taurat. Persepuluhan Abraham ini juga sesuai tradisi umum pada masa itu dikalangan penyembah dewa pagan.  Sikap Abraham sebagai bapa segala orang percaya memberi sepersepuluh kepada Melkisedek  itu hal baik, sebagai penghormatan kepada imam Allah,  dan sikap Melkisedek memberkati Abraham dengan doa, memberi roti dan anggur juga baik, perbuatan itu  menggambarkan pelayanan Yesus Kristus Imam besar Agung yang menjadi pengantara kekal yang memberkati  orang percaya   dengan doa sebagai imam besar di Sorga  pengantara kekal antara manusia dengan Allah Bapa.  Dan dengan  roti dan anggur, menggambarkan tubuh dan darah-Nya di terapkan dalam sakramen perjamuan Tuhan didalam gereja sepanjang sejarah sampai Yesus datang kali kedua.  Jadi Kejadian 14 dikonfrmasi oleh Ibrani 7-10. Mengenai Imamat Lewi, mezbah dan korban korban  Perjanjian Lama di atas   mezbah, imamat  dan korban perjanjian  Baru melalui Yesus Kristus. Baik mezbah, korban dan imamnya adalah diri Yesus sendiri  Anak Allah yang Maha Kudus.

       Pada zaman Musa Persembahan Persepuluhan sebagai persembahan khusus, kudus dan maha kudus, menjadi kewajiban 11 suku Israel memberi kepada 1 suku Lewi sebagai ketetapan Tuhan. Dan persembahan persepuluhan dari suku Lewi  memberi lagi kepada imam imam yang melayani di Bait Allah sebagai persembahan khusus. Persembahan persepuluhan  yang pertama  yaitu dikenal dengan maaser rishon. Ini yang dikenal dalam kitab  Bilangan 18 dan Maleakhi 3:7-10. Persembahan khusus dan kudus dan maha kudus  ini  diserahkan kepada Harun dalam ritual korban seolah olah Tuhan menyantap korban itu, dan imam keturunan Harunlah yang melayani Tuhan mewaliki satu bangsa itu dihadapan Tuhan. Bukti penerimaan Tuhan atas korban itu Harun memakannya dihadapan Tuhan dalam keadaan tahir. Jika imam itu tidak tahir dia akan mati,  demikian juga jika imam imam keturunan Harun makan korban itu dalam keadaan tidak tahir mereka menerima hukuman dari Tuhan. (baca Bil 18 syarat, peraturan hak dan kewajiban Lewi dan Imam keturunan Harun). Bagaimana bisa hamba Tuhan Perjanjian Baru mengklaim hak atas Maaser Rishon dan Teruwmah itu? (Mal 3)

     Maaser  dalam agama Yahudi ini, diberlakukan khusus sebagai perintah Tuhan yang khusus kepada bangsa Israel.  Dilaksanakan hanya di tanah perjanjian, dilakukan oleh orang yang khusus, dan dimakan di tempat yang khusus pula. Jadi persembahan persepuluhan ini diterapkan berdasarkan perjanjian Allah kepada banga Israel  sewaktu mereka masih dalam perjalanan dari Mesir menuju Kanaan dalam kepemimpinan Musa.  Untuk  diterapkan secara khusus di tanah Kanaan,  tanah yang kudus, yang berlimpah dengan susu dan madu. 

     Penerapan Persepuluhan ini sangat terikat dengan janji antara Allah dan Israel.  Sama sama  wajib memegang janjinya. Dalam perjanjian ini  terkait dengan  penyembahan kepada Allah Israel.  Berkaitan dengan ibadat dan mezbah,  serta korban korban persembahan   dalam ibadat Israel  dalam perayaaan hari hari raya Israel di tanah perjanjian. Untuk mengingat semua kebaikan Allah kepada mereka sebagai pencipta,  pemelihara, penebus dan penyelamat jiwa mereka.  Sehinggga  berbagai macam korban  ditetapkan sebagai syarat  dalam ibadat mereka. Salah satu diantaranya adalah persembahan persepuluhan dan persepuluhan dari persepuluhan (teruwmah). 

     Dalam sejarah  penerapan persepuluhan ini, di kalangan bangsa Israel,  mengalami pasang surut.  Pada saat bangsa Israel tiba di tanah Kanaan, dan membagi tanah Kanan tidak langsung menerapkan Persembahan Persepuluhan,  sampai pada zaman Salomo mendirikan Bait suci, baru ada tempat yang khusus penyimpanan  teruwmah di perbendaharaaan Bait Allah. Tanah Kanaan diduduki Israel dan dibagi oleh Yosua sekitar 1400 SM. Kemudian selama zaman hakim hakim, pada saman raja Saul persepuluhan menjadi pajak tambahan  disamping pajak lainnya yang ditunut negara. hal yang sakral berubah menjadi yang politis. Dan setelah zaman Daud.  Raja berikutnya Anak Daud  yaitu  Salomo membangun Bait Allah antara 966-960 SM. 

     Pusat ibadat orang Yahudi di Bait Allah, dalam perayaaan hari raya besar Yahudi, mereka berkumpul dalam jumlah besar, dalam kota Yerusalem tiap tahun, selama satu minggu perayaan. Dalam tiga hari raya besarnya  minimal 3 x setahun mereka  berkumpul di Yerusalem. Dan melaksanakan ritual menurut hukum Taurat. Dalam masa inilah mulai diterapkan maaser rishon  dan teruwmah  dari maaser, maaser sheni  untuk dimakan sendiri dan maaser ani untuk orang miskin.

       Dari tiga macam persepuluhan (maaser)  yang terkenal di kalangan orang Israel  hanya satu maaser yaitu dari maaser rishon yaitu teruwmah yang sampai masuk di perbendaharaan Bait Suci.  Untuk keperluan imam dan upacara dalam ibadat orang Israel, disamping buah sulung, korban persembahan lainnya juga sebagai korban unjukkan, sajian, curahan, ukupan dll dalam kebutuhan ritual di mezbah korban bakaran.

      Ada juga jenis maaser lainnya yaitu maaser sheni  ini tidak dibawa ke perbendaharaan Bait Allah, tetapi untuk bekal selama satu minggu, bagi orang Israel untuk makan bersama keluarganya dan orang lain yang bersama mereka dalam perayaan hari raya Israel, ketika mereka  masuk kota Yerusalem dari pedesaan tempat mereka tinggal.

    Sedangkan maaser ani yaitu persepuluhan ketiga adalah  sama sekali tidak dibawa ke kota Yerusalem. Tidak dibawa kerumah  orang Lewi dan para imam. Tetapi mereka panen hasil  ladang, masser ani  dikumpulkan  di pintu gerbang kota masing masing untuk keperluan orang miskin, janda dan orang asing yang merantau yang ada di kota itu. Dilakukan 3 tahun sekali.

    Musa dan Harun tidak pernah makan Persembahan Persepuluhan, karena mereka berdua telah meninggal di perjalanan di padang gurun sebelum masuk tanah Kanaan.  Persepuluhan di zaman Salomo  sampai Malekhi  telah gagal dilaksanakan dengan benar. Pada masa itu bangsa Israel dipandang menipu Tuhan dengan ketidak-setiaan mereka memberi persembahan persepuluhan sebagai kewajiban mereka kepada imam imam, sehingga persembahan korban dalam ibadat di Bait Allah menjadi terganggu. Saat itu bangsa israel bersama Imam imamnya berada dibawah kutukan  karena telah melangar sepihak perjanjian itu. Mal 3:7-10. Kutukkan karena kegagalan Israel ini tidak bisa diambil alih oleh gereja  untuk menebusnya atau memikulnya.  Karena telah dipikul Yesus di salib.

      Sampai pada zaman Tuhan Yesus. Tuhan Yesus membatalkan hukum Taurat dengan segala ketentuannya. Ef 2:15.  Segala aturan mengenai makanan, minuman, hari raya bulan baru  dan lain lain, sebab  itu hanya bayangan saja, Kol 2:16-17. dan zaman Yesus janji korban Anak Domba Allah telah menjadi kenyataan, Yesus menggenapi dalam tubuh-Nya sendiri.  Itu sebabnya Yesus mati menebus manusia dari kutuk  hukum Taurat dan hukum dosa dan hukum maut   Rom 8:2.  Gal 3:13

      Pada zaman Tuhan Yesus sebagai suku Yehuda, dan kategori keluarga miskin, Yesus tidak menerima Persembahan persepuluhan dan tidak memberi persepuluhan. Yesus bukan peternak dan bukan petani. Yusuf sebagai tukang kayu sehingga tidak wajib memberi persepuluhan  meubel. Yesus mempersembahkan 100% hidupnya  di salib menanggung dosa suluruh dunia. Dialah korban seluruhnya dan sesungguhnya. Semua korban Perjanjian Lama digenapi dalam tubuh Yesus Kristus selamaya. Murid Yesus satu pun tidak ada yang memberi persepuluhan kepada Yesus. Tetapi ada banyak orang yang menopang pelayanan Yesus tanpa persembahan persepuluhan. Dengan sumbangan, donasi atau derma, persembahan khusus dan sukarela. Jika anda mau memberi sebanyak banyaknya sumbangan bagi misi gereja itu sangat baik.  Dengan  konsep baru  yang penuh kasih dan ketulusan hati  dan rasa syukur.

       Pada  zaman rasul rasul juga tidak ada  yang memungut  persepuluhan kepada siapapun.  Bait Allah  pun sudah tidak ada. Mustahil maaser rishon diterapkan.  Maaser sheni juga tidak ada lagi. Dan maaser ani  tidak ada lagi. Dan sistem pelayanan gereja berbeda dengan immat Lewi. Gereja menerapkan persembahan diakonia bagi kebutuhan  pelayanan sosial.

      Gereja pada zaman Cyprianus (200-258) sebagai  orang Kristen pertama yang berbicara mengenai  praktek dukungan keuangan terhadap kependetaan (clergy). Dia berpendapat bahwa imam-imam dari suku Lewi  yang harus mendapat dukungan dengan  persepuluhan, oleh karena itu Kependetaan Kristiani  wajib di dukung juga oleh persepuluhan.   Inilah suatu teologi yang keliru sejak permulaan dan banyak penolakan.

  Pada zaman gereja abad keempat sampai abad reformasi Luther, ada penerapan persembahan persepuluhan yang diterapkan dalam gereja katolik. Tetapi kemudian berkembang menjadi peraturan sipil yang dikelola melalui pemerintah sipil  dan mereka memberikan sumbangan kepada gereja. Raja raja di Eropa dikenakan pajak atau upeti untuk gereja.  Karena raja raja umumnya dilantik oleh Paus pemimpin gereja Katolik.  Penerapan uang dari persepuluhan ini bersamaan dengan penjualan surat indulgensia (surat  pengampunan dosa) pemicu  reformasi pada zaman Marthen Luter.

  Dulu di gereja Barat para diaken ditunjuk untuk menangani pengumpulan keuangan selama berlangsungnya ibadat dalam gereja. User ini membawa “kantong persembahan” kepada jemaat. Mulai sekitar 1662 di Inggris. Selain itu sebelumnya sudah ada juga piring persembahan, Ratu Elizabeth I (1553-1603) mulai  menjalankan kembali liturgi gereja Inggris.

  Pada zaman Marthen Luther, pertengahan abad 16. Awalnya Luther menyetujui persepuluhan diatur dalam aturan hukum sipil, tetapi  di kalangan orang Eropa sampai zaman  revolusi Prancis terjadi perubahan situasi politik dan  guncangan hebat dalam kalangan organisasi gereja di Eropa maka penerapan persepuluhan dihentikan baik gereja Katolik dan pengikut Luther. Tetapi masih ada beberapa kelompok kecil gereja yang menerapkan persepuluhan. Kemudian hari berkembang ke arah Amerika  di pertengahan  abad 19 dan sampai pertengah abad 20.  Mulai berkembang di Amerika. Dikalangan Pantekosta, dan pertengahan abad 20 berkembang gereja yang paling banyak menerapkan persepuluhan adalah kelompok Pantekosta dan Kharismatik.

    Satu hal yang perlu dicermati adalah pada masa Revolusi Prancis akhir abad 18 terjadi reformasi dan kebebasan menganut agama, melepaskan diri  dari otoritas penguasa sipil dan gereja Katolik dan Protestan. Masing masing orang merasa merdeka dan demokrasi menentukan apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Di sinilah mulai keterbukaan dan liberalisme  dalam berteologi, juga menjadi sangat terbuka. Memikirkan kemakmuran dan demokrasi. Teologia liberal, modern, makin luas pengaruhnya. 

    Pada pertengah abad 20 teologi Barat  masuk Indonesia  dengan berbagai macam warna teologi. Sehingga banyak orang  mengembangkan teologinya masing masing.  Banyak juga orang yang takut belajar teologi sehingga alergi belajar teologi.  Akhirnya hanya menerima saja apa yang diajarkan dari pendahulunya, tanpa koreksi apakah ajarannya benar atau salah.   Dalam hal persembahan persepuluhan ini jelas masalah teologi. Konsep yang keliru sudah terlanjur tertanam dalam dan  berakar kuat  dalam sebagian gereja. Sehingga untuk mengubahnya sangat sulit walaupun sudah diketahui ada kesalahan dari perspektif berteologs

   Di era pertengahan abad 20 sampai post modern abad 21 ini, berbagai pengajaran menjamur dalam gereja, perselisihan tentang keuangan makin terasa, menimbulkan konflik teologis dan praktis. Ada banyak orang mau menjadi pendeta, pengkhotbah, penginjil karena tergiur dengan persembahan persepuluhan. Karena telah diindoktrinir dengan  konsep dan keyakinan bahwa persepuluhan adalah hak Lewi rohani, Harun rohani yang diindentikkan dengan  Pendeta.  Ini semua karena  salah paham dan paham salah.  Sudah seharusnya gereja  mengambil sikap yang bijaksana untuk mengajarkan dasar teologi yang benar dan relevan bagi penerapan menejemen keuangan gereja.            

     Dalam hal ini penulis belum mempermasalahkan gereja manapun yang menerima uang atau barang sebanyak-banyaknya dari jemaat,  dalam bentuk persembahan yang diterapkan para rasul. Namun yang penulis koreksi saat ini adalah soal dasar teologis penerapan persembahan persepuluhan, berdasarkan Kitab Bilangan, Ulangan dan Maleaki dan dalam tradisi  mitzvot  pada zaman Tuhan Yesus, yang tidak relevan diterapkan dalam gereja menjadi uang. Yesus Kristus sendiri dan para rasul tidak lagi menerapkannya.



Solusi keuangan Gereja

       Solusi  keuangan gereja yang relevan masa kini  adalah dengan menerapkan  persembahan donasi / sukarela, tzedekah/ derma, hibah, persembahan khusus untuk kebutuhan khusus. Gereja butuh dukungan logistik dan keuangan yang memadai, dari seluruh jemaat bertangung-jawab atas misi gereja berjalan dengan normal. Sehingga mutlak membutuhkan  sumber daya doa, dan keuangan yang cukup. Jemaat tidak boleh pelit memberi dan pemimpin gereja tidak boleh menyalah-gunakan keuangan dan harus jujur, sehat dengan pengajaran atau doktrinnya. Gereja membutuhkan uang bukan membutuhkan persembahan persepuluhan. Jumlah berapapun yang diperoleh dari keikhlasan dan ketulusan jemaat dalam memberi adalah hanya Tuhan yang dapat menilai kualitasnya. Yang jelas misi gereja membutuhkan daya, doa dan dana dari seluruh jemaat. Pemimpin gereja mengarahkan jemaat agar memiliki kebebasan nurani dalam memberi bagi kelancaran pelayanan dan pekerjaan misi gereja secara luas.

      Bantuan sosial bagi masyarakat, gereja dan dunia dapat diambil dari  sumbangan sukarela, derma, sumbangan khusus seperti contoh Kisah Para Rasul. Dalam pelayanan diakonia bernilai moral yang tinggi dasarnya kasih dan keadilan sosial. Dan contoh surat-surat Paulus. (berkumpul, makan bersama secara bergilir memecahkan roti di rumah masing masing, Kis 2:42-47, ketika Agabus dari Yerusalem datang ke Antiokia ia mengatakan, akan terjadi kelaparan besar melanda dunia, orang kristen mengumpulkan sumbangan sesuai kemampuan mereka lalu mengirim kepada orang orang Kristen di Yudea Kis 11:29; Saling membantu  apa yang diperlukan seperti Febe telah membantu orang lain. Rom 16:2; Pengumpulan uang untuk sumbangan bagi orang orang kudus di Yerusalem.  Pada hari pertama tiap minggu, atau pada hari minggu mereka masing masing menyisihkan apa yang mereka peroleh untuk membantu orang orang yang perlu dibantu  di Yerusalem  1 Korintus 16:1-4;  

    Pelayanan kasih. Orang kaya membantu orang miskin. Memberi sesuai kemampuan mereka, memberi dengan kerelaan, dengan demikian mengambil bagian dalam pelayanan, bukan hanya melayani secara rohani juga secara jasmani.  2 Kor 8:1-10; Pengumpulan uang untuk jemaat di Yerusalem dengan kerelaaan hati, memberi dengan sukacita membawa berkat, memberi banyak akan menuai banyak, memberi sebagai ucapan syukur atas  kelimpahan berkat Allah. Memberi dengan kemurahan hari. 2 Kor  9:6 -12;  

    Memberi bantuan adalah perbuatan baik Ibr 13:16, Jemaaat Filipi memberikan bantuan kepada Paulus  Fil 4:16. Para rasul seperti Paulus memiliki hak untuk makan dan minum atas pelayanannya terhadap jemamat. Paulus sadar bahwa seorang prajurit tidak berperang atas biayanya sendiri, bahkan peternak domba akan minum susu dombanya. Bahkan dalam hukum Musa agar tidak memberangus mulut lembu yang sedang bekerja. Dan jika Tuhan memperhatikan lembu, maka lebih lagi Ia memberkati  pelayan-Nya yang bekerja dalam misi gereja, semua yang bekerja berhak mendapatkan makanan, dan minuman dari pekerjaaannya itu.  

     Analogi dalam 1 Korintus 9:9 mengutip dari Ul 25:4. “Jangan memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” di sini tidak berbicara mengenai uang tetapi tentang hak dan kewajiban rasul. Bukan memberangus mulut lembu yang sedang makan maaser Torah. Tidak ada lembu makan maaser dan teruwmah, justru lembu yang jadi  korban persembahannya. Kita jangan bolak balik makna ayat ini. Lembu yang bekerja itu melayani tuannya, seperti rasul bekerja memberi makan rohani yaitu Firman Allah kepada jemaat Tuhan, jemaat memberi makan jasmani kepada pemimpin jemaat itu  para rasul, nabi, penginjil, gembala, guru. Bukan beri makan persembahan persepuluhan. Jika para pemimpin jemaat Tuhan  itu bermaksud jemaat bayar maaser torah  tidak perlu mutar mutar pakai analogi.  Langsung to the point saja  melaksanakan Maleakhi 3:7-18.  Atau Bilangan 18 dan  Imamat 27. Atau Matius 23 dan Lukas 18.

     Sebagai kewajiban melayani hal rohani, wajar para pelayan Tuhan  menerima haknya secara  jasmani dari jemat. Rasul rasul ini tidak mengambil alih hak dan kewajiban Imam Lewi. Mereka menjadi rasul bukan menjadi imam Lewi. Bukan untuk makan dari persembahan persepuluhan. Mereka hidup dengan pemberitaan Injil, berita Injil itu tentang Yesus Kristus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, bukan lagi berita  untuk balik kepada korban korban Perjanjian Lama. Dan terbukti para rasul tidak meminta persepuluhan Torah. Dan dalam konteks ini Paulus juga tidak menuntut haknya walau dia punya hak mendapat bantuan logistik. Persoalan selama ini  menyamakan hak Rasul dengan  Maaser dan Teruwmah dalam Malekhi 3  menjadi uang. Hal ini tidak relevan.

     Ada analogi lagi, prajurid  tidak berperang dengan ongkos sendiri  secara harfiah itu betul, tetapi tidak ada prajurid dalam Alkitab berperang memakai uang  persembahan persepuluhan dan binatang korban persepuluhan. Maaser Torah bukan barang yang dibawa ke medan tempur. Tetapi dibawa ke atas mezbah untuk persembahan khusus.  jadi pelayan Tuhan yang meyalani rohani jemaat perlu diberi dukungan logistik secara jasmani oleh jemaaat yang dilayaninya.  Para pemimpin dalam jemaat itu  melayani dalam  peperangan rohani, butuh juga dukungan secara fisik untuk makanan dan minuman yang  wajar. 

      Para rasul melayani dengan Firman, maka jemaat melayani dengan hal jasmani. Hal yang sangat bijaksana, normal dan wajar. Namun ada hal yang sangat  bernilai dari pendirian dan iman Paulus menyadari ia hanya seorang hamba. Meskipun ia memiliki hak untuk memperoleh upah dari pekerjaannya, namun ia tidak mau disebut pelayan upahan. Ia tidak mau memaksakan diri menuntut hanya.  Karena ia lebih memilih, pemberitaan Injil jangan terhalang, karena menuntut haknya kepada jemaat. Ia memberikan contoh, bahwa mereka yang melayani mezbah makan dari mezbah tersebut. Tidak bermaksud makan persembahan maaser  dan teruwmah dari atas mezbah.  Dengan demikian Paulus membandingkan bahwa mereka yang melayani, memberitakan Injil akan hidup dari pemberitaan Injil itu; sebagai pelayan rohani wajar mendapatkan makanan jasmani, sebagai  jemaat yang dilayani secara rohani dapat memberi makanan jasmani. Paulus sebagai suku Benyamin memilih boleh memberitakan Injil tanpa upah. Bahkan  ia tidak menggunakan haknya sebagai pemberita Injil. :18. Lebih memilih menjadi hamba atas semua orang yang dilayaninya. Agar dapat memenangkan sebanyak banyaknya orang bagi Kristus. Dan ia dapat beradaptasi dengan segala keadaan agar tujuan misinya tercapai.  1 Kor 9:1-29.

     Dalam hal ini gereja sebagai denominasi/organisasi sangat bijaksana jika mengevaluasi dan mengajarkan sistim keuangan yang sehat, bagi kebutuhan misi orgnisasinya. Menyesuaikan diri dengan koteks gereja masa kini.  Tuhan itu tidak butuh uang kita,  Tuhan butuh diri kita.  Diri kita lebih penting dari harta kita. Jangan  lebih mementingkan harta kita dari pada diri kita sendiri. Kalau kita memberi derma untuk kebutuhan logistik misi gereja itu perbuatan baik, karena kita  mengasihi. Jumlah yang  kita beri bukan ukuran kesalehan. Tetapi orang Kristen harus bijaksana melihat kebutuhan misi gereja sangat penting. Ada keseimbangan dengan kebutuhan keluarga. Motivasi memberi, sangat menentukan kualitas  kasih kepada Tuhan dan sesama.  Di dalam kasih pasti memiliki karakter kerelaan memberi

      Kewajiban orang percaya  yang saleh berhati dermawan. Karena Tuhan sudah menebus kita 100℅ dari utang dosa. Tuhan tidak meminta persembahan persepuluhan dengan motif Taurat lagi, itu hanya bayangan tetang Yesus yang jadi korban, dan Yesus sudah mewujudkannya di salib. Kita bebas memberi apapun, berapa pun yang  kita mau. 1℅-100%, kita  yang atur sebagai penatalayanan milik Tuhan. Tetapi 100℅ hidup kita  serahkan mutlak  kepada Tuhan yang pimpin. Kita  beri 10℅ bukan berarti 90℅ kita  punya. Kita beri 5℅ bukan berati 95℅ kita punya. Kita  beri 1℅ bukan berarti 99℅ kita  punya. Kita memberi 90% bukan berarti 10% milik kita.  Kita  hanya mengatur/ penatalayanan milik Tuhan.

    Semua  Isi dunia ini milik Tuhan. Kita harus memiliki komitmen dalam memberi dengan tulus, ikhlas bagi  kesuksesan misi gereja. Kita  tidak lebih tinggi dari siapa pun di dunia ini. Karena semua orang percaya adalah imam imam yang langsung berhadapan dengan Yesus, imam besar yang berkerajaaan di Surga. Tidak ada sekat antara halaman, ruang suci dan maha suci. Dengan iman, pertobatan, lahir baru, dipimpin Roh langsung berhadapan dengan iman besar, pengantara kekal yang duduk di sebelah kanan Bapa di Surga. Tidak ada pengantara lain di bumi ini selain Yesus Kristus.  Hidup kita adalah milik Tuhan yang telah ditebus dengan darahnya yang mahal.  Tuhan bukan menebus harta dan uang kita. Jika kita memberi bagi misi gereja berarti sebagai rasa syukur karena kita dilibatkan dalam misi gereja-Nya di dunia. Jemaat wajib menghormati pemimpinnya di gereja lokal, maupun organisasi atau sinodenya. Pemimpin gereja lokal, wilayah dan daerah wajib menghormati pemimpin sinodenya di pusat.  karena semua berada dalam satu keastuan tubuh Kristus meskipun dalam satu lembaga atau denominasi. Semua elemen  dan potensi dalam gereja lokal  menyatu dengan  pemimpinnya secara menyeluruh saling membangun dalam kasih.

Sifat loba terhadap jabatan Lewi dan Harun, dihentikan karena  bukan zamannya lagi. Kita  hanya pelayan yang sama derajatnya dibawah imam besar Agung Yesus Kristus. Menjadi pemimpin di tengah jemaat, bertugas menuntun mereka kepada Yesus. Bukan memerintah, memeras, dan mencari untung. Mezbah kita adalah hidup yang dihuni Roh Kudus, kita mempersembahkan korban rohani  dihadapan Tuhan imam besar agung kekal di Surga. 

Kita tidak dibaptis  menjadi pengikut  Harun dan Lewi, dan Harun dan Lewi jadi-jadian. Kita dibaptis menjadi satu tubuh, satu Roh, satu iman menjadi pengikut Yesus Kristus sejati, hidup bertumbuh ke arah Yesus Kristus. Hidup seperti teladan Yesus Kristus. Berkarakter seperti Yesus Kristus.  dimana Yesus Krisus adalah kepala gereja-Nya.  dan Yesus Kristus adalah kepala rumah Allah di Sorga.

           

                    Mengapa Persepuluhan tidak dapat ditukar menjadi uang

   Mengapa Maaser Rishon (persepuluhan pertama) dan Teruwmah dari maaser (persepuluhan dari persepuluhan)  tidak relevan dalam gereja, dan tidak relevan ditukar dengan uang? 

1.  Kewajiban dan peraturan tentang tiga jenis persepuluhan dalam Taurat Musa hanya                                  berlaku  di antara  Bangsa Israel. Yang pertama untuk persembahan khusus dan kudus bagi Tuhan,         yang  kedua untuk dimakan sendiri oleh keluarga yang menyiapkannnya, dan yang ketiga untuk           bantuan sosial  bagi   orang miskin, janda dan perantau. Dan prinsip perintah dalam hukum Taurat           tidak boleh ditambahi dan dikurangi. Nah persepuluhan yang dapat sampai di perbendaharaaan bait       suci hanya teruwmah/ persepuuhan dari persepuluhan dan maaser rishon yang akan digunakan               dalam  upacara  korban di bait Allah. Maaser rishon ini hanya salah satu korban persembahan                 di atara belasan jenis korban  dari ternak dan hasil ladang. Semua dari hasil tanah perjanjian                   Holyland. Dan  uang bukan  benda atau barang yang  dapat dipersembahkan ganti  korban korban di       atas  mezbah.

2.  Dari tiga macam maaser dalam hukum Taurat  ada maaser sheni adalah  maaaser yang kedua yaitu       bekal yang dimakan sendiri sekeluarga oleh pemiliknya, bila mengikuti ibadah raya mereka di Bait         Allah. Ini disiapkan satu kali setahun untuk minimal tiga hari raya besarnya. Tidak diserahkan                 kepada Lewi dan imam imam di Bait Allah.  maaaser jenis ini tidak dibawa masuk ke gudang baiat         Allah.

Berikutnya ada maaser ani Ul 14, 16, 26. yaitu maaser yang bertujuan untuk dipersembahkan bagi orang miskin, janda dan perantau  di kota itu. Maaser jenis ini tidak dibawa ke Bait Allah. tetapi dikumpulkan di pintu gerbang kota masing masing suku Israel. Setiap tiga tahun sekali. Jadi persepuluhan kedua dan ketiga ini adalah yang dimakan sekeluarga dan dimakan orang miskin, janda dan perantau.

Dengan adanya sistem pemertaaan ekonomi diantara 12 suku sekaligus menjaga keseimbangan kesejahteraaan  materi. Menyatakan kasih kepada sesama dalam keluarga dan orang lain. Maaser kedua dan ketiga ini  berbeda dengan maaser yang pertama yang khusus  menyatakan kasih kepada Tuhan.  maaser pertama itu  sebagai korban  yang sakral dalam hukum Taurat. 

3. Maaser Rishon adalah maaser yang pertama, dan teruwmah dari maaser itu adalah persembahan khusus, kudus dan maha kudus kepada Tuhan. Tata cara ritual ibadah ini  dilaksanakan oleh para imam keturunan Harun dibantu orang orang Lewi, berdasarkan perjanjian Garam antara Allah dengan bangsa Israel. (Bil 18:19, 26-28. Neh 10:37-38, 12:44, Maleakhi 3:7-10) Maaser yang pertama ini khusus digunakan dalam kaitan dengan upacara dan semua pelayan termasuk pemusik, penyanyi, penjaga pintu gerbang bait Allah.  Neh 13:5 Karena semua pelayan ini adalah pelayan yang dikuduskan, sehingga mereka melayani dalam keadaan kudus dihadapan Tuhan yang kudus. Kesalahan mereka dalam pelayanan akan menanggung sendiri akibatnya, mereka dapat ditimpa murka Allah. Maaser orang Israel diberikan hak oleh Tuhan kepada Orang Lewi, dan orang Lewi berikan kepada Tuhan  diserahkan kepada Harun untuk dipersembahnkan kepada Tuhan. Sama dengan Yesus diserahkan kepada orang berdosa, dan darah Yesus dibawa oleh Yesus kepada Allah Bapa-Nya di Sorga sebagai korban dan dilakukan-Nya sebagai imam Besar di hadapan Bapa-Nya.

4. Persembahan kudus dan khusus ini merupakan jantung dari ibadat bangsa Isral yang begitu sakral menurut hukum Taurat semua korban menyatu dalam ritual korban ini  pada setiap hari, sabat, bulan baru, dan hari raya besar tahunan.  Menyatu dengan semua pelayan, dan tempat ritual  dan korban itu sendiri  dihadapan Tuhan. Baik persembahan khusus, kudus dan maha kudus adalah agian keturunan Harus selama lamanya. 18:8. Harun dan anak anaknya mendapat bagian persembahan maha kudus. 18:9 termasuk bagian yang tidak harus dibakar korban sajian, korban penghapus dosa,  korban penebus salah yang dibayar kepada Tuhan. Semua orang aki laki memakan persembahan maha kudus itu  sebagai bagian yang kudus Bil 18:10. Semua minyak, anggur, gandum hasil pertama juga bagian imam keturunan Harun disatukan dalam hak dan kewajiban mereka. Semua yang dikhususkan bagi Tuhan bagian mereka Bil 18:14

5. Semua bentuk korban persembahan yang digunakan sebagai simbol dalam upacara adalah dengan korban  diatas mezbah baik dari halaman, ruang suci dan ruang maha suci melambangkan Yesus Kristus sebagai korban Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. (Kej. 3:15;  12:1-4;   22:8, Kel 12; Yoh 1:29, Gal 3;13-14; Why 5:6; 6:9; 7:10,1714:4, 10; 15:3, 19:9; 21:22, 23, 22:1, 3)

6. Baik tempat Perhentian Kanaan, Bait Suci, Mezbah, Korban dan imam besarnya sekaligus digenapi oleh Yesus Kristus. (Ibr 7-10)  untuk kebutuhan  misi gereja dan pelayanan sosial para rasul telah memberikan contoh dan teladan dalam Perjanjian Baru, melalui pelayanan diakionia, persembahan khusus untuk kebutuhan khusus  yaitu dengan  sumbangan, derma atau donasi.

7. Imamat  Lewi  manusia fana yang melayani berdasarkan hukum Taurat  sudah diganti oleh imamat Baru yang kekal dan sempurna yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tidak lagi berurusan dengan korban persembahan binatang dan hasil bumi  di tanah perjanjian Kanaan, melainkan menyembah Alah dengan cara baru berdasarkan hukum kasih karunia  dan pelayanan dalam Roh Kudus dalam tubuh Kristus  secara universal di seluruh dunia  (Ibr 7-10)

8. Gereja Tuhan tidak dipersatukan melalui hukum Taurat dengan Harun dan Lewi, melainkan dipersatukan  menjadi satu melalui satu iman, satu Allah dan Bapa, satu baptisan,  dalam satu kesatuan tubuh Kristus yang tidak berurusan dengan korban korban lahiriah  dalam hukum Taurat. (Ef 4, 1 Kor 12-14) Imamat Harun bukan penerus persepuluhan Abraham. Dan berbeda dengan perembahan persepuluhan Torah sebagai persembahan kudus. Tuhan Yesus juga tidak makan Persepuluhan model Abraham, maupun model Taurat Musa. Tuhan Yesus bukan penerima warisan Melkisedek dari Abraham. Dan Tuhan YEsus tidak memerintahkan kepada para rasul untuk menerapkan persepuluhan Abraham dan Persembahan Perspuluhan Torah. Karena korban persembahan ini telah digenapi dengan sempurna oleh diri-Nya sendiri. 

9. Tuhan Yesus Kristus mengikat perjanjinan kekal dengan orang percaya memalalui persekutuan dengan tubuh dan darah Yesus. Diperingati melalui perjamuan Tuhan makan roti dan minum anggur. Sebagai komitmen untuk  memberitakan kematian Tuhan  dan menantikan kedatangan-Nya kembali, dengan penuh pengharapan dan sukacita.  (1Kor 11:23-34)

10.Tidak ada istilah persembahan persepuluhan dan maaser jenis ini, sebagai persembahan yang feleksibel sesuka suka kita menukarnya dengan uang. Sebab seandainya korban korban persembahan dari persepuluhan maaser rishon dan teruwmah ini, dapat ditukar dengan uang, maka tubuh dan darah Yesus pun dapat ditukar dengan uang. Justru Yudas menjual diri Yesus dengan 30 keping perak. Uang haram itu akhirnya dilemparkan kedalam Bait Suci. Dengan penyesalan lalu mati dengan cara gantung diri Dan Yudas tidak menggunakan uang itu bagi dirinya untuk berpesta mengingat kejahatannya. Mat 27:5. Dan Yesus tidak membuat peraturan untuk mengingat pengorban-Nya di salib, agar pengikutnya membayar dengan  korban barang, binatang  atau dengan uang tebusan. Dan tidak membuat aturan sakramen agar pengikut Kristus berpesta, potong hewan dagingnya dimakan dan darahnya diminum secara harfiah untuk mengingat Dia. Melainkan Yesus memerintahkan agar pengikut-Nya bersukacita, dapat makan roti dan minum anggur perjamuan Kudus. Dengan komitmen memberitakan  kematian-Nya dan setia menantikan kedatangan-Nya kembali.

    Nasihat yang sangat baik dari surat  Petrus  1 Petrus 5:2-4 (TB) Gembalakanlah kawanan  domba Allah  yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai  dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengendaian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan  domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima  mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. Kita menabur terbaik kita menuai terbaik.   Amin. 






8 komentar:

  1. https://jewishcentersurabaya.wordpress.com/2019/02/01/maaser-persepuluhan-dalam-taurat-dan-hukum-yahudi/

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. https://www.tithing-russkelly.com/russell-earl-kelly/ bisa banding dengan atikel ini

      Hapus
  3. GAMBAR DAN RUPA KITA BUKAN PP DAN UANG MELAINKAN KRISTUS
    Minta uang kepada jemaat terang terangan untuk misi gereja lebih benar, dan bertanggungjawab dari pada menggunakan ayat PP utk menekan jemaat. Kr bisa di pandang ada kucing dibalik pohon. PP itu bukan hak Rasul. Tetapi PP hak Lewi dan sudah berakhir seiring imamat Harun berakhir. PP dalam PL ada dimensi ritual, sosial dan moral.
    Inilah alasan saya usul para HT jangan tempel ayat Maeakhi 3 :8-10 dikotak PP gereja. Tetapi anda boleh menggunakan nagka menetapkan berapa, dengan istilah misalnya seperlima, seperpuluh, seperduapuluh, sepertiga puluhan dst,
    sebagai kewajiban anggota berdasarkan ART gereja, sebagai ajaran atau dogma gereja yang disepakati bersama untuk misi yang luas. karena gereja butuh uang bukan butuh PP. Yesus dan Rasul menggunakan uang bukan PP.
    PP Maleakhi bukan uang, bukan untuk Rasul dan Pdt, tetapi untuk Imam Keturunan Harun. Pdt bukan keturunan Harun. Bukan Harun rohani, bukan Lewi rohani, Tetapi Tubuh Kristus, Yesus kepala Gereja, bukan Harun. Yesus punya perjanjian yang baru. Gambar dan rupa kita ialah Kristus. Bukan gambar Harun, bukan gambar Lewi. Gambar dan rupa kita bukan PP, bukan uang. Kita diubahkan terus menjadi serupa Kristus. Bukan menjadi serupa dengan Lewi dan Harun imamat manusia fana. Jangan mengingini uang sesamamu dengan alasan anda Lewi rohani, Harun Rohani, lalu asal tempel Ayat PP Maleakhi 3:8-10. Yesus dan Para Rasul tidak menerapkan PP bentuk apapun dalam pelayanannya. Yesus dan para rasul tidak memodivikasi PP menjadi uang dalam Pelayanannya. Jangan terjebak dengan teologi dusta. Sebab inti dari persembahan bukan lagi korban simbolik tetapi persembahan hidup. Yesus sudah memberi 100℅ hidupnya, kita diminta 100℅ hidup kita kepada-Nya. Fungsi PP dalam dimensi ritual sudah selesai di salib, fungsi PP dlm dimensi sosial dan moral sdh diganti dgn pelayanan diakonia. Karena kasih, adil kepada sesama berbagi dalam hal kebutuhan jasmani. Yang kaya memberkati yang miskin. Pdt memberkati jemaat dalam hal rohani, jemaat memberkati Pdt dalam hal jasmani. Teladan dari para rasul PB dan jemaat mula mula masih relevan bagi gereja sepanjang zaman bagi pembangunan tubuh Kristus. Kalau sekarang ada grj menerapkan persepuluhan akui saja itu dogma gereja masing masing yang berlaku dalam gereja tsb untuk kebutuhan diakonia sosial. Bukan perintah Tuhan wajib PP kepada gereja.

    BalasHapus
  4. PP DIANTARA IMAMAT HARUN DAN MELKISEDEK
    Bedanya PP dalam pelayanan imam manusia fana dan persembahan imam yang abadi. antara bayangan dan kenyataan. antara yang lama dan yang baru. antara yang daging dan roh. antara yang fisik dan non fisik. antara yang simbolik dan substansial. Ketika diblender jadi satu maka di situlah kekacauan terjadi.
    Membahas tentang persembahan persepuluhan dalam konteks ibadat agama Yahudi dan Kristen tidak bisa dengan hanya comot sepotong ayat. Atau membalik halaman Alkitab tanpa dibaca dan dipahami isinya. Karena di dalam sejarah yang panjang terkandung makna yang dalam terkait ritual yang sakral dan nilai moral yang tinggi dalam kehidupan keimamatan yang fana menuju yang abadi. Ada sejarah yang panjang, teologi yang dalam, pengalaman spritual yang khusus.
    Jika mau jujur menyelidiki Alkitab, Persepuluhan Perintah Alkitab hanya ditujukan kepada agama Yahudi, bukan kepada Gereja Perjanjian Baru; dan gereja saat ini tidak menerapkan PP dalam Alkitab. cenderung PP buatan sendiri yang ditempel ayat pilihan sendiri. perbedaan jauh karena ditandai dengan perubahan keimamatan Harun dengan keimamatan peraturan Melkisedek yaitu Imam besar agung kekal Yesus Kristus. Keimamatan Harun manusia fana diganti yang baru oleh keimamatan Yesus Kristus yang abadi. yang abadi tidak dapat dikembalikan kepada yang fana. karena sudah mencapai tujuannya yang abadi. Peraturan yang sementara telah diganti peraturan yang kekal. Ibr 7,8. dalam imamat Harun menggunakan PP, dalam imamat Yesus Kristus dengan peraturan Melkisedek tanpa PP. imamat yang bukan dari keturunan Lewi dan Harun.
    Tidak diperkenankan mencampuradukkan dua peraturan yang lama dengan yang baru. Faktanya di zaman gereja modern hanya digunakan oleh gereja tententu saja dengan aturan aturan buatan manusia akibat dari beragamnya interpretasi tentang persembahan persepuluhan.
    Pemahaman dan penerapan yang berbeda, sementara yang pro PP digugat netizen dan harus siap menjawab dengan argumen teologis. sementara belum berubah pengikutnya memiliki kewajiban mentaati aturan gerejanya sendiri. sambil belajar Alkitab dengan benar, dan tidak ada pemaksaan. Satu saat pikiran dan hati nurani akan mendapat pencerahan.

    BalasHapus
  5. PENDETA BUKAN LEWI ROHANI BENRKAH?
    Mengapa sebagian orang suka mengklaim Lewi Rohani? Tidak mengklaim Adam Rohani, Nuh Rohani, Henokh Rohani, Abraham Rohani, ishak, Yakub rohani? Musa Rohani, Ayub Rohani dll? atau Paulus Rohani, Petrus Rohani, Yohanes Rohani?
    Dari pada hanya mau jadi Lewi rohani, mengapa tidak mau jadi Harun Rohani saja spy Pdt dipandang sebagai imam besar?
    Kalau mau jadi Lewi hanya punya pelayanan tidak punya tanah pusaka. Kalau jadi Pdt punya pusaka, gedung, istana, mobil, depisito, perusahaan, gimana?
    Perhatikan lagi kalau kamu hanya pingin jadi Lewi rohani kamu belum berarti jadi imam. Kalau kamu mengingini hak Imam berarti kamu harus menjadi keturunan Harun; sebab yang menjadi imam hanya dari keturunan Harun. Kalau mengaku Harun Rohani, kamu malah tidak dapat apa apa, Karena Harun sendiri tidak makan PP itu sampai dia mati di perjalanan sebelum Masuk tanah perjanjian. Nah mana mungkin pdt mati dulu baru makan PP perjanjian itu.
    perhatikan ya penerapan PP itu hanya di tanah perjanjian. Tanah perjanjian dengan Israel itu Kanaan. Tanah perjanjian dengan gereja itu di Sorga. Bukan Kanaan lahiriah itu. Gimana anda mau makan Kiri kanan, atas bawah mengatasnamakan PP Lewi?
    Dan posisi imam besar Harun manusia fana sudah diganti imam besar kekal Yesus Kristus, Dia menjadi pengantara kekal antara Allah dengan manusia, antara manusia dengan Allah untuk seluruh dunia. Bukan seperti Harun hanya pengantara Allah dengan bangsa Israel saja. Imam besar Yesus tidak Makan PP tetapi menjadi korban itu sendiri 100℅ nyawa-Nya, bukan beri 10℅ nyawa. Lalu meminta kembali 10℅ dari anda.
    Imam Harun Yang fana sudah diganti Yesus yang abadi. Yang daging sudah diganti yang Rohani.
    PP taurat itu tidak bisa ditukar dengan yang lain. Persembahan Kambing tidak bisa ditukar dengan persembahan uang. Persembahan darah Kambing sudah diganti persembahan darah Yesus 1 kali selama lamanya. Pelayanan Imam berfokus pada mezbah. Mezbah PL dan PB itu yang simbolik dan hakikat, yang tipologi dan yang anti tipe. Yang gambaran dan yang nyata.
    Baca ibr 13:
    Ibrani 13:5, 9-16 (TB)
    Kalau kamu mau jadi pengganti imam Harunnya dia tidak makan PP, keculi jadi keturunan Harun yang jadi imam
    Menjadi keturunan Harun masa kini kamu ke Israel sana lamar jadi imam, Kalau diterima. Itu pun bait suci sudah tidak ada, gudang perbendaharaan rumah Tuhan itu sudah tidak ada. Rumah Pdt bukan rumah perbendaharaan.
    Gitulah menurut saya, banyak yang diberi tau bahwa PP gereja itu murni aturan gereja atau dogma gereja sendiri, mereka marah dan tidak mau terima. Meskipun saya tidak melarang siapaun menerapkan, PP model mereka sendiri, silahkan saja sesuai iman anda. Yang tidak dibenarkan menurut pendapat saya adalah memutarbalik ayat PP mengancam jemaat seperti Maleakhi 3:8-10. karena mereka ngotot sebagai Lewi Rohani, Pada hal Pdt itu butuh sembako bukan PP hak kaum Lewi dan imam imam dari keturunan Harun. Kalau imamat Harun sudah selesai dan dimulai Imamat baru Yesus Kristus, seharusnya ikutilah Yesus dan Para Rasul.
    Jelaslah Gembala Itu bukan Lewi Rohani, bukan Harun Rohani, tetapi tubuh Kristus. Yang saling membangun, memberi dalam penuh kasih. baik dalam hal pelayanan rohani dan jasmani. Terserah aturan anda mau berapa besar kesepakatan ukuran pemberianmu untuk Misi gereja dan gembala. Saling melayani dalam kasih. segala pemberian dalam kasih pasti diberkati Tuhan.

    Efesus 4:11-16 (TB)

    Pelayanan tubuh Kritus itu dengan kasih saling melayani. 1 Pet 5:1-4

    BalasHapus
  6. ada yang tanya kapan Yesus membatalkan persepuluhan Melkisedek.

    Jawab :
    1. Yesus tdk makan persepuluhan Ganti Melkisedek. Melkisedek itu tipologi Yesus. Persepuluhan yg diterima Melkisedek Itu beda dgn PP yg diatur dlm Torah Musa. Melkisedek Tdk Mewariskan PP kpd Yesus. Melkisedek bukan teophani seperti yang diajarkan sebagian org. tetapi tipologi. jika Yesus teophani berarti Allah datang kedunia temui Abraham untuk makan rampasan perang, jika demikian maka pendeta mengikutinya makan rampasan peran dari jemaat. hal ini sangat tidak baik.
    .
    2. Maaser rishon dan truwmah dari maaser itu makanan sakral / korban persembahan kudus, maha kudus di atas mezbah Taurat bukan makanan pendeta secara jasmani. Dan bukan uang.
    .
    3. Makanan rohani/ sakral pendeta adalah roti dan anggur perjamuan Tuhan/ kudus. Utk mengingat dan memberitakan kematian Yesus.
    .
    4. Yesus dan Rasul, nabi, penginjil, gembala, guru di Gereja perdana, tdk pernah perintahkan Kpd Timotius, Titus dll utk makan PP Torah menjadi uang.
    .
    5. Makanan jasmani pdt bukan PP Torah tetapi ikuti para rasul PB yg dilayani oleh diaken. Sy belum pernah lihat diaken urus PP dlm gereja.
    .
    6. Jika Grj zaman now terapkan persepuluhan uang dari segala penghasilannya dlm Grj itu mutlak dogmatika sinode tertentu. Tdk semua sinode melakukannya. Silahkan di lakukan sesuai AD/ART sinodenya.

    BalasHapus
  7. SEPERSEPULUH
    Terserah mau ikut yg mana. Mau campur aduk ayat ini terserah.
    Jika gereja menggunakan 10℅ mengikuti Abraham. Ini bukan dari kejayaan pribadinya. Tetapi dari rampasan perang.
    Jika grj ikuti 10℅ raja Saul ini pajak yg digunakan utk gaji pejabat politik dan mililiternya. Dan org Israel menjadi pelayanan raja. banyak orang Lewi yang melarikan diri karena miskin. Itu berlaku sampai zaman Salomo. beruah lagi sampai pembuangan ke Babel, dipulihkan kembali oleh Zerubabel dan Nehemia, sampai zaman Maleakhi gagal lagi, 400san tahun kemudian dikecam lagi oleh Yesus gagal lagi sampai Yesus mati di salib.
    Jika grj ikuti Maleakhi 3 ini persepuluhan pertama dan PP dari PP = teruwmah. Mrk sedang dibawah, kutuk krn gagal menerapkan ini.
    .
    Kejadian 14:20 (TB) dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya SEPERSEPULUH dari semuanya.
    .
    1 Samuel 8:15-17 (TB) dari gandummu dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya SEPERSEPULUH dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada pegawai- pegawainya yang lain.
    Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya.
    Dari kambing dombamu akan diambilnya SEPERSEPULUH, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya.
    .
    Maleakhi 3:8-11 (TB) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN dan PERSEMBAHAN KHUSUS
    Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
    Bawalah seluruh PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
    Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
    Ibrani 7:2, 4 (TB) Kepadanya pun Abraham memberikan SEPERSEPULUH dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
    Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan SEPERSEPULUH dari segala rampasan yang paling baik.

    BalasHapus